It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout.
Kedelai merupakan satu dari tiga komoditas pangan utama yang memperoleh perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 2015, kebutuhan pasar diperkirakan mencapai 2,6 juta ton. Sebagian besar kedelai dikonsumsi dalam bentuk tempe dan tahu, yang dikenal sebagai salah satu makanan tradisional Indonesia. Ironisnya, dengan produktivitas 1,5 ton per hektar pada tahun yang sama, produksi kedelai nasional baru bisa memenuhi sekitar 30% kebutuhan, dan selebihnya dipenuhi melalui impor.
Jawa Tengah, salah satu wilayah utama penghasil kedelai di Indonesia, memiliki cita-cita untuk mewujudkan swasembada kedelai. Mendukung cita-cita ini, maka pada tahun 2015, Business Watch Indonesia, Solidaridad, Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah dan PT Citra Mandiri Jawa Tengah menandatangani sebuah nota kesepahaman untuk mengembangkan sektor kedelai Jawa Tengah ke arah yang berkelanjutan.
Dalam program ini, Business Watch Indonesia bersama Dinas Pertanian dan Hortikultura Jawa Tengah dan para pemangku kepentingan lainnya, melalui diskusi dan konsultasi, merumuskan sebuah dokumen sebagai panduan pembangunan sektor kedelai Jawa Tengah. Pada tahun yang sama, Business Watch Indonesia mengembangkan lahan percontohan sebagai instrumen pembelajaran bagi petani dimana mereka menerima paparan teknologi dan interaksi dengan tenaga ahli. Lahan percontohan dikembangkan di Kabupaten Wonogiri, Boyolali, dan Klaten.
Program tersebut menjangkau petani di 3 desa di Jawa Tengah. Dalam pelaksanaan program ini, Business Watch Indonesia berkolaborasi petani, kelompok tani , dinas-dinas tingkat provinsi dan kabupaten, akademisi, swasta.
Pengembangan sektor kedelai Jawa Tengah terus berlanjut. Sejak tahun 2016, lokasi program berkembang ke tiga kabupaten lainnya, dan menekankan pada pengelolaan lanskap secara berkelanjutan
IMPACT AREA