It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout.
Ketergantungan terhadap alam makin terasa dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan global yang mengubah ekosistem dan arah penghidupan manusia. Jutaan masyarakat pedesaan yang menghabiskan waktu bekerjanya dengan “dekat dengan alam”, memahami benar ketergantungan mereka terhadap ketersediaan air dan bagaimana tanah yang subur merupakan salah satu bentuk pemberian dari alam untuk kesejahteraan mereka. Namun mereka jugalah yang pertama kali menderita jika ekosistem terganggu, baik oleh polusi, perubahan iklim, atau oleh eksploitasi berlebihan.
Kenaikan suhu udara di beberapa wilayah menyebabkan tanaman yang awalnya menjadi komoditas unggulan mulai mengalami penurunan produksi. Sebaran dan variasi tanaman mulai berubah. Bencana alam akibat cuaca ekstrem yang makin sering terjadi, menghambat pertumbuhan ekonomi
penduduk. Termasuk sejumlah banjir dan longsor di Banjarnegara sejak bulan April hingga Juni ini yang memutus akses jalan beberapa desa dan menutup sejumlah lahan pertanian.
Pemberian dari alam seringkali sulit dinilai dengan uang. Seperti air dan udara yang bersih, pemberian dari alam digunakan dengan cuma-cuma, setidaknya sampai hal itu menjadi langka. Dan ketika kelangkaan ini terjadi, manusia akan mengalami kerugian berkalikali lipat. Tidak hanya di sektor pertanian, tapi di segala sektor. Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, kegiatan dan pembangunan di sektor apapun, hendaknya mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan menyertakan upaya-upaya konservasi lingkungan ke dalamnya.